Fenomena Ekonomi

 TEKS EKSPLANASI TENTANG FENOMENA EKONOMI


Usaha budidaya air payau di tambak berkembang sedemikian pesat dalam tiga dekade terakhir dengan memberikan konstribusi terhadap produksi perikanan di pasar internasional cukup tinggi. Namun dari sekian negara yang memproduksi ikan/udang tersebut masih banyak para produsen yang masih kurang memeperhatikan kepada usaha budidaya berawawasan lingkungan dan keamanan pangan (food safety).Terkait dengan isu perusakan lingkungan dan ikan/udang hasil budidaya terdeteksi banyak mengandung residu beberapa jenis antibiotik yang melebihi batas ambang menjadikan permasalahan yang cukup merisaukan negara konsumen, terutama negara-negara maju seperti Uni Eropa, AS dan Jepang.Sebagai contoh kasus penolakan udang Indonesia sejak tahun 2006 – 2007 oleh  negara Jepara sebanyak 23 kontainer dengan alasan mengandung residu antibiotik dan bakteri yang membahayakan manusia.  

Beberapa negara berkembang seperti Taiwan, Indonesia, Thailand, Ekuador, Meksiko, India, Filipina, Republik Rakyat China dan Vietnam merupakan pelaku dan pelopor dalam perkembangan budidaya air payau di dunia. Walaupun bisnis ini telah memberikan banyak keuntungan dan manfaat yang signifikan, ternyata keberadaannya seringkali berkaitan dengan isu perusakan lingkungan, konflik kepentingan, isu penggunaan obat-oabatan, dan faktor sosial yang melibatkan berbagai unsur masyarakat (multi-sektoral).  Dengan sederet masalah yang menyertai budidaya ikan/udang, pada akhirnya yang menyangsikan keberlanjutan usaha ini. Dalam beberapa tahun terakhir, insiden wabah penyakit pada beberapa komoditas air payau yang tidak kunjung selesai dengan tuntas, semakin memunculkan pertanyaan akan berlansungnya bisnis produksi ikan/udang di tambak. Dari sudut konservasi sumber daya alam, pembukaan lahan mangrove untuk budidaya ikan/udang pola ektensif (tradisional) dan semi-intensif telah membawa dampak hilangnya habitat alami benih ikan dan udang akibat alih fungsi (konversi) menjadi lahan-lahan tambak.Lesunya aktivitas dan usaha budidaya udang windu pada saat sekarang akibat menurunnya daya dukung lahan, menurunnya kualitas lingkungan dan sering terjadinya serangan penyakit.Melihat kenyataan pada kondisi lahan di wilayah pesisir (air payau dengan mikroklimat pantai) yang tidak termanfaatkan untuk meningkatkan produktifitas tersebut, maka tidak dapat disangkal lagi bahwa potensi untuk dikembangan dengan cara dan teknik pengelolaan dan pengembangan untuk kegiatan usaha budidaya air payau sesuai dengan keragaman hayati dan daya dukung lahan sangatlah besar. Namun perlu diketahui pula bahwa potensi untuk komoditas spesifik pada budidaya air payau yang akan dikembangkan dimasa datang berpeluang sangat besar. Pengembangan komoditas yang strategis dan cukup ekonomis untuk dibudidayakan di wilayah pesisir pada saat sekarang adalah sebagai berikut : 1) budidaya udang (windu, vaname, rostris dan udang putih lokal) rajungan di tambak; 2) budidaya ikan bandeng; 3) budidaya rumput laut; 4) budidaya artemia; 5) budidaya kepiting; 6) budidaya kerang hijau; dan 7) budidaya komoditas lainnya.

Luas hamparan pesisir yang berpotensi untuk lahan budidaya air payau adalah 1.225.500 ha dengan total panjang pantai mencapai 81.000 km, sementara yang termanfaatkan baru mencapai 610.500 ha (± 50%), sehingga peluang untuk pengembangan budidaya perairan kawasan air payau dari berbagai komoditas penting dan bernilai ekonomis masih sangat terbuka lebar.Selain luas hamparan wilayah pesisir yang berpotensi, jangakauan (daerah) pasang surut air laut sebagai sumber air utama untuk kehidupan dan berkembangannya organisme perairan cukup memadai untuk dijadikan alternatif pengembangan usaha budidaya di wilayah perairan yang spesifik dan karakter lokasi. Bagi daerah pasang surut yang memenuhi standar dan persyaratan teknis minimal kemungkinan besar peruntukannya dapat dimaksimalkan untuk pengembangan dan pengelolaan usaha budidaya air payau. Ini dapat diukur dan dilihat dari tinggi rendahnya pasang surut pada suatu lokasi secara periodik dan periode masa pasang (lamanya waktu air pasang). Dengan melihat faktor teknis lainnya seperti persyaratan kualitas lingkungan secara fisika, kimia dan biologis yang optimal. Hal lain dalah perlu adanya predisksi usim tanam yang tepat.   

Maksud dan tujuan dari pengembangan budidaya air payau ini adalah sebagai berikut :

1.)meningkatkan produksi komoditas budidaya air payau secara optimal sesuai dengan kondisi teknis dan daya dukung lahan (carrying capacity)

2.)memanfaatkan komoditas ekenomis pada lahan air payau secara berkelanjutan (sustainable)

3.)untuk mendapatkan produksi dari budidaya air payau yang aman dikonsumsi (food safety)

4.)membantu petambak agar mampu memprediksi musim tanam yang tepat dan mengetahui daya dukung sesuai dengan keadaan lahan yang akan digunakan untuk kegiatan usaha budidaya tambak.


Komentar